Asmaul Husna

Hikmah Al-Quran

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Al-Azhab:35

Monday, November 15, 2010

10 Nasehat Rasulullah SAW untuk Fathimah Az-Zahra

Bismillah.....

1. Wahai Fathimah! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya kelak Alloh tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan juga Alloh akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.



2. Wahai Fathimah! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Alloh akan menjadikan antara neraka dan dirinya 7 tabir pemisah.



3. Wahai Fathimah! Sesungguhnya wanita yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakainnya maka Alloh tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.



4. Wahai Fathimah! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangganya, maka Alloh akan membantunya untuk dapat minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.



5. Wahai Fathimah! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhoan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridho kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah Fathimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Alloh.



6. Wahai Fathimah! Disaat seorang wanita mengandung maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Alloh tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan maka Alloh tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Alloh. Di saat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Di saat seorang wanita meninggal ketika melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Alloh memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala seribu orang yang melaksankan ibadah Haji dan Umroh, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.



7. Wahai Fathimah! Disaat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam dengan rasa senang serta iklhlas, maka Alloh akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya dihari kiamat berupa pakaian yang serba hijau, dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Alloh pun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali beribadah Haji dan Umrah.



8. Wahai Fathimah! Disaat seorang istri tersenyum dihadapan suaminya, makanya Alloh akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.



9. Wahai Fathimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Alloh mengampuni dos-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.



10. Wahai Fathimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kukunya, maka Alloh akan memberi minuman arak yang dikemas indah dari sungai-sungai di surga. Alloh pun akan mempermudah sakratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Alloh pun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shirathal mustaqin dengan selamat.

Sunday, October 3, 2010

Catatan untuk Diriku, Dirimu, dan Para Sahabatku

Catatan ini kutujukan untuk diriku sendiri serta sahabat-sahabat tercintaku yang insyaAllah tetap mencintai Allah dan RasulNya di atas segalanya, karena hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan indah.


Catatan ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang kerap kali terisi oleh cinta selain dariNya, yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karenaNya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah di mana keikhlasannya.


Maka saat merasakan kekecewaan dan kelelahan karena perkara yang dilakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.


catatan ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabat tercintaku yang mulai lelah menapaki jalanNya ketika seringkali mengeluh, merasa dibebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah akan mengampuni dosa-dosanya.


Catatan ini kutujukan untuk roh-ku dan roh sahabat-sahabat tercintaku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu, serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu di manakah kejujuran diletakkan? Dan kini terabailah sudah nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah sebagai rutinitas belaka, saat jasmani dan pikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang penuh kepalsuan.

Coba lihat disana! Hatimu menangis dan meranakah?

Catatan ini kutujukan untuk diriku dan diri sahabat-sahabat tercintaku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketakwaan.

Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan mati, namun kita masih bergulat terus dengan kefanaan.


Catatan ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabat tercintaku yang mulai mati, saat tiada getar ketika asma Allah disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan berlalu begitu saja, saat tiada rasa takut padaNya ketika maksiat dilakukan, dan tidak merasa berdosa ketika mendzalimi diri sendiri dan orang lain.

Akhirnya Catatan ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya meskipun sedikit, jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan Islam yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dariNya.

"Ya..Allah yang maha membolak-balikkan hati, tetapkan hati ini pada agamaMU, pada taat kepadaMu dan dakwah di jalanMu."



Wallahualam bisshawab Semoga dapat membangkitkan iman yang sedang mati atau jalan di tempat, berdiam diri tanpa ada sesuatu amalan apapun yang dapat dikerjakan. Kembalikan semangat itu sahabat- sahabat tercintaku.. Ada Allah dan orang-orang beriman yang selalu menemani di kala hati "lelah".

catatan dari sahabatmu di belahan dunia yang tengah menangis ketika hati miris melihat keadaan umat yang makin menjauh dari sang penciptanya, Allah SWT

Pengembara - sept. 2010

Ketika Aku Jatuh Cinta..

Ya Allah, Jika aku jatuh cinta,
Cintakanlah aku pada seseorang
yang melabuhkan cintanya padaMU,
agar bertambah kekuatanku untuk mencintaiMu

Ya Muhaimin, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut PadaMU
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta Nafsu

Ya Robbana, jika aku jatuh hati
jagalah hatiku padanya
agar tidak berpaling dari hatiMU

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu
rindukanlah aku pada seseorang
yang merindu syahid dijalanMU

Ya Allah, jika aku menikmati Cinta kekasihMU
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan
indahnya bermunajat disepertiga malam terakhirMU

Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindunya,
jangan biarkan aku melampaui batas
sehingga melupakan aku pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepadaMU

Amiinn..

Doaku, moga kita sama sama berjaya didunia
dan akhirat meraih segala harapan
dalam membina Bahtera rumah tangga yang Barokah
meraih bidadari yang jelita indah dipandang dan nyaman bersamanya

Berjaya dalam mengarungi segala dugaan
dan cobaan yang memang menguji kekuatan Iman,,

Karena iman itulah yang menemukan cinta,
yang selama ini jauh bahkan menghilang

Semoga Cinta yang dicari selama ini telah ditemui
Semoga Allah meletakkan kita dibawah payung rahmat dan KasihNYA

Cinta pada Allah
Cinta yang Hakiki
Utamakanlah Cinta padaNYA
Hidup kita kan terpelihara



- diperuntukkan untuk calon bidadariku

Monday, June 7, 2010

Belajar Dari sebatang pohon



“Mas lihat pohon Jambu yang kemarin Mas pangkas ujungnya ini……” Kata Ki Pandu sambil menunjukan pohon Jambu didepan Masjid.

Dengan segera Saya memperhatikan pohon yang dimaksud.

“Ada apa dengan pohon Jambu ini ki….?” Tanya Saya sejurus kemudian.

“Mas perhatikan daun-daun pohon Jambu ini, ini adalah dedaunan baru setelah Mas pangkas ujungnya beberapa waktu lalu……” Kata Ki Pandu lagi

“Iya Ki, dedaunan ini tumbuh lagi, dan justru sekarang nampak lebih rimbun dan sehat…..” Kata Saya sambil memperhatikan daun muda yang tampak tumbuh subur diantara dahan-dahan yang juga nampak bermunculan diantara batang pohon Jambu.

“Mas melihat ‘sesuatu’ dari tumbuhnya dedaunan dan dahan baru ini….?” Tanya Ki Pandu.

Saya diam sejenak….”Apa ya ki…?” Katanya Kemudian.

“Dalam kehidupan, kita sering kali mengalami berbagai hambatan, rintangan, atau bahkan tidak jarang kita bertemu dengan mereka yang ‘memotong’ jalan kita dengan berbagai alas an…….” Kata Ki Pandu.

“Lalu ki…?” Tanya Saya lagi.

“Lalu ketika kita tidak siap, kita sering gagap dalam ketika jalan kita terpotong dengan tiba-tiba, tidak demikian halnya dengan mereka yang siap menghadapinya….” Kata Ki Pandu.

“Ana masih belum paham benar ki…..” Kata Saya lagi.

“Begini Mas, secara fitrah setiap kita ingin hidup, tumbuh dan berkembang setinggi dan sebesar mungkin, hanya kadang keinginan kita itu terbentur pada suatu hal, sehingga kita tidak bisa mencapainya, misalnya seorang karyawan tentu bercita-cita dapat menduduki posisi tertinggi ditempat mana ia bekerja, seperti menjadi seorang manager…..,

“Tapi tidak semua orang bisa tiba diposisi yang diinginkannya….,mungkin karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut atau karena hal lainya……; seperti pohon Jambu ini, secara alamiah, pohon ini akan tumbuh keatas……” Kata Ki Pandu.
Saya kembali memperhatikan pohon Jambu didepannya;

“Orang lemah, akan mengalami depresi, frustasi, stress, patah arang atau bahkan kehilangan arah ketika tujuannya tidak tercapai…., sebaliknya orang bijak dan kuat, akan seperti pohon Jambu ini, ketika pucuknya ditebang, pohon ini akan tetap tumbuh dan bahkan lebih berkembang dengan dahan-dahan baru yang bermunculan setelah ujungnya dipangkas……, orang bijak dan kuat, akan dengan secara mencari dan menemukan tempat, cara dan berbagai potensi lain yang ia miliki, untuk tetap tumbuh, berkembang dan menghasilkan…….., Mas mengerti yang Aki maksud…..? ” Kata Ki Pandu.

“Ana mengerti ki…, ketika kita tidak bisa menjadi manager ditempat kerja kita, kita bisa berdagang, berwiraswasta, berternak, bercocok tanam, bertani, dan masih banyak jalan untuk meneruskan dan merajut kehidupan kita, bukan begitu ki…” Kata Saya.

“Benar Mas, hanya kadang cara pandang kebanyakan orang terlalu sempit, hanya tertuju pada satu jalan saja, sehingga mereka tidak dapat melihat berbagai jalan dan pintu yang Allah bentangkan didepannya…..” Kata Ki Pandu lagi, sambil mengajak Saya menuju serambi masjid lagi.

“Seperti Masjid ini Mas, masjid ini memiliki banyak pintu, ada dipintu depan, pintu samping kiri dan samping kanan….., kita bisa memilih dari pintu mana kita masuk dan keluar, kita tidak perlu memaksa masuk atau keluar dari pintu yang terkunci…, karena kalaupun kita paksakan masuk atau keluar dari pintu yang terkunci, tenaga dan waktu yang kita perlukan untuk membuka pintu itu jauh lebih banyak daripada kita memilih pintu kiri atau kanan yang tidak terkunci…….” Kata Ki Pandu.

“Seperti pepatah mengatakan ‘banyak jalan menuju roma’ ya ki……” Kata Saya.

“Ya Mas, banyak jalan menuju roma, banyak jalan untuk menuju kebahagian, banyak jalan untuk menjemput rezeki Allah, banyak jalan menyongsong masa depan yang lebih baik, banyak jalan menuju puncak keberhasilan…., syaratnya kita tidak boleh putus asa, tidak boleh picik, tidak boleh berkecil hati, dan satu lagi,kita harus memiliki ‘akar’ yang kuat…..” Kata Ki Pandu.

“Kita harus memiliki akar yang kuat ki….?” Tanya Saya.

“Benar Mas, pohon Jambu tadi, bisa tetap bertahan hidup, tumbuh, berkembang dan bahkan memiliki lebih banyak dahan dan ranting setelah ujungnya ditebang adalah karena pohon Jambu itu masih memiliki akar, pohon Jambu itu, niscaya akan mati dengan segera setelah ditebang, jika pohon itu tidak memiliki akar yang kuat….., dan akar yang kuat bagi kita sebagai manuasia adalah akidah yang kokoh, keyakinan yang kuat, keimanan yang teguh kepada Allah swt, kita harus beriman sepenuhnya bahwa apa yang telah, tengah dan akan terjadi pada kita, semuanya telah tertulis dalam kitab Allah….., kitapun mesti mengimani bahwa Allah tidak akan memberikan ujian yang melebihi kapasitas kemampuan kita, kita pun harus meyakini bahwa dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan…., keyakinan dan keimanan yang kokoh itulah yang akan mampu menopang kita untuk tetap bertahan hidup, tumbuh dan berkembang, meskipun kita menghadapi berbagai rintangan dan cobaan…….” Kata Ki Pandu lagi.

Saya manggut-manggut menyimak petuah Ki Pandu;

“Mas lihat gunung Merapi itu….” Kata Ki Pandu sambil menunjuk kearah gunung Merapi yang nampak tinggi menjulang dikejauhan.

Saya segera mengarahkan pandangannya kearah yang ditunjuk gurunya;

“Gunung itu nampak sangat tinggi dari sini, dan kalau kita hanya membayangkan ketinggiannya saja, niscaya kita akan takut…., tapi ketika kita kesana untuk mendakinya, niscaya kesulitan yang kita hadapi, jauh lebih ringan dari ketakutan yang kita bayangkan….., dan satu lagi, setinggi apapun gunung, pasti dibaliknya ada turunan yang melandai……..” papar Ki Pandu.

“Iya Ki……, kadang kita takut dengan bayang-bayang terlebih dahulu, sebelum kita tahu dan menjalani kondisi yang sebenarnya……..” Kata Saya.

“Ketakutan dan kecemasan memang bagian dari kita Mas, dan sebaik-baik cara untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan itu, kita harus melihat dan menjalaninya dengan penuh keyakinan, dengan penuh kesabaran, dengan penuh kepasrahan kepada Allah swt…….” Kata Ki Pandu lagi.

“Iya ki….., ana mengerti…..” Kata Saya sambil kembali memperhatikan pohon Jambu didepan masjid, yang mengajarinya untuk tidak berputus asa ketika satu jalan tertutup, Saya kemudian memalingkan pandangannya pada pintu-pintu masjid yang banyak, yang mengajarinya untuk dapat memilih jalan dan pintu mana yang lebih maslahat, serta menatap gunung dikejauhan yang mengajarinya untuk tidak takut dengan ‘ketinggian’ dan rintangan….;

“Subhanallah betapa banyak ayat_Mu yang selama ini hamba abaikan ya Allah….” SAYA berkata dalam hati.

Wassalam

Mencintai sejantan ‘Ali

Kisah pertama ini diambil dari buku Jalan Cinta Para Pejuang, Salim A.Fillah. Chapter aslinya berjudul “Mencintai sejantan ‘Ali”


Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta.
Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.

Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn
’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya!
Maka gadis cilik itu bangkit.
Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam.
Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali.
Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta.


Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan.
Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.


”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr.
Kedudukan di sisi Nabi?
Abu Bakr lebih utama,mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakr menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..

Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakr; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..

Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..

Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.


”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”


Cinta tak pernah meminta untuk menanti.Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.



Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.

Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut.

’Umar ibn Al Khaththab.
Ya, Al Faruq,sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.

’Umar memang masuk Islam belakangan,sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?

Dan lebih dari itu,’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.


Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.

Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam.
Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir.

Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.

Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.

”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah.

Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau
ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”

’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar.
Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak.
Dan ’Ali ridha.


Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.


Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak.
Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?


”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”

”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”


’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya.
Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.


Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung.

Apa maksudnya?
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab.
Mungkin tidak sekarang.
Tapi ia siap ditolak.
Itu resiko.

Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan.
Ah, itu menyakitkan.


”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar t***l! T***l!”, kata mereka, ”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”


Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.


Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.Sekarang.

Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel,“Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”


Inilah jalan cinta para pejuang.
Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Seperti ’Ali.

Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.

Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)
Fathimah berkata kepada ‘Ali,“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”

‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau menikah denganku? dan Siapakah pemuda itu” Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”

Kisah ini disampaikan disini, bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an

Kisah ini disampaikan agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu

Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba.

copas from Reynalds Al-Ghurabaa'
original source: http://asmafadhillah.webnode.com/

Saturday, June 5, 2010

Pengunjung Terakhir Akan Datang

Sungguh! Ia tak datang karena haus akan hartamu, karena ingin ikut nimbrung makan, minum bersamamu, meminta bantuanmu untuk membayar hutangnya, memintamu memberikan rekomendasi kepada seseorang atau untuk memuluskan upaya yang tidak mampu ia lakukan sendiri.!! Pengunjung ini datang untuk misi penting dan terbatas serta dalam masalah terbatas. Kamu dan keluargamu bahkan seluruh penduduk bumi ini tidak akan mampu menolaknya dalam merealisasikan misinya tersebut!

Kalau pun kamu tinggal di istana-istana yang menjulang, berlindung di benteng-benteng yang kokoh dan di menara-menara yang kuat, mendapatkan penjagaan dan pengamanan yang super ketat, kamu tidak dapat mencegahnya masuk untuk menemuimu dan menuntaskan urusannya denganmu!!

Untuk menemuimu, ia tidak butuh pintu masuk, izin, dan membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum datang. Ia datang kapan saja waktunya dan dalam kondisi bagaimanapun; dalam kondisimu sedang sibuk ataupun sedang luang, sedang sehat ataupun sedang sakit, semasa kamu masih kaya ataupun sedang dalam kondisi melarat, ketika kamu sedang bepergian atau pun tinggal di tempatmu.!!

Saudaraku! Pengunjungmu ini tidak memiliki hati yang gampang luluh. Ia tidak bisa terpengaruh oleh ucapan-ucapan dan tangismu bahkan oleh jeritanmu dan perantara yang menolongmu. Ia tidak akan memberimu kesempatan untuk mengevaluasi perhitungan-perhitunganmu dan meninjau kembali perkaramu! Kalau pun kamu berusaha memberinya hadiah atau menyogoknya, ia tidak akan menerimanya sebab seluruh hartamu itu tidak berarti apa-apa baginya dan tidak membuatnya mundur dari tujuannya!

Sungguh! Ia hanya menginginkan dirimu saja, bukan orang lain! Ia menginginkanmu seutuhnya bukan separoh badanmu! Ia ingin membinasakanmu! Ia ingin kematian dan mencabut nyawamu! Menghancurkan raga dan mematikan tubuhmu! Dia lah malaikat maut!!! Alloh subhanahu wata’ala berfirman, yang artinya: “Katakanlah, ‘Malaikat Maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS: As-Sajadah: 11)

Dan firman-Nya, yang artinya: “Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (QS: Al-An’am: 61)

Kereta Usia

Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut merupakan sesuatu yang pasti? Tahukah kamu bahwa kita semua akan menjadi musafir ke tempat ini? Sang musafir hampir mencapai tujuannya dan mengekang kendaraannya untuk berhenti? Tahukah kamu bahwa perputaran kehidupan hampir akan terhenti dan ‘kereta usia’ sudah mendekati rute terakhirnya? Sebagian orang shalih mendengar tangisan seseorang atas kematian temannya, lalu ia berkata dalam hatinya, “Aneh, kenapa ada kaum yang akan menjadi musafir menangisi musafir lain yang sudah sampai ke tempat tinggalnya?”

Berhati-hatilah!

Semoga anda tidak termasuk orang yang Alloh subhanahu wata’ala sebutkan, artinya: “Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila Malaikat (Maut) mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?” (QS: Muhammad: 27) Atau firman-Nya, yang artinya: “(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zhalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata), ‘Kami sekali-kali tidak ada mengerjakan sesuatu kejahatan pun.” (Malaikat menjawab), “Ada, sesungguh-nya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan. “Maka masuklah ke pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombong-kan diri itu.” (QS: An-Nahl: 28-29)

Tahukah kamu bahwa kunjungan Malaikat Maut kepadamu akan mengakhiri hidupmu? Menyudahi aktivitasmu? Dan menutup lembaran-lembaran amalmu?

Tahukah kamu, setelah kunjungan-nya itu kamu tidak akan dapat lagi melakukan satu kebaikan pun? Tidak dapat melakukan shalat dua raka’at? Tidak dapat membaca satu ayat pun dari kitab-Nya? Tidak dapat bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir, beristighfar walau pun sekali? Tidak dapat berpuasa sehari? Bersedekah dengan sesuatu meskipun sedikit? Tidak dapat melakukan haji dan umrah? Tidak dapat berbuat baik kepada kerabat atau pun tetangga?

‘Kontrak’ amalmu sudah berakhir dan engkau hanya menunggu perhitungan dan pembalasan atas kebaikan atau keburukanmu!!

Alloh subhanahu wata’ala berfirman, yang artinya: “(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikan lah aku (ke dunia).” Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak. Sesungguh-nya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS: Al-Mu’minun: 99-100)

Persiapkan Dirimu!

Mana persiapanmu untuk menemui Malaikat Maut? Mana persiapanmu menyongsong huru-hara setelahnya; di alam kubur ketika menghadapi pertanyaan, ketika di Padang Mahsyar, ketika hari Hisab, ketika ditimbang, ketika diperlihatkan lembaran amal kebaikan, ketika melintasi Shirath dan berdiri di hadapan Alloh Al-Jabbar? Dari ‘Adi bin Hatim radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasululloh shallallahu ‘alihi wasallam bersabda, yang artinya: “Tidak seorang pun dari kamu melainkan akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat, tidak ada penerjemah antara dirinya dan Dia, lalu ia memandang yang lebih beruntung darinya, maka ia tidak melihat kecuali apa yang telah diberikannya dan memandang yang lebih sial darinya, maka ia tidak melihat selain apa yang telah diberikannya. Lalu memandang di hadapannya, maka ia tidak melihat selain neraka yang berada di hadapan mukanya. Karena itu, takutlah api neraka walau pun dengan sebelah biji kurma dan walau pun dengan ucapan yang baik.” (Muttafaqun ‘alaih)

Berhitunglah Atas Dirimu!

Saudaraku, berhitunglah atas dirimu di saat senggangmu, berpikirlah betapa cepat akan berakhirnya masa hidupmu, bekerjalah dengan sungguh-sungguh di masa luangmu untuk masa sulit dan kebutuhanmu, renungkanlah sebelum melakukan suatu pekerjaan yang kelak akan didiktekan di lembaran amalmu.

Di mana harta benda yang telah kau kumpulkan? Apakah ia dapat menyelamatkanmu dari cobaan dan huru-hara itu? Sungguh, tidak! Kamu akan meninggalkannya untuk orang yang tidak pernah menyanjungmu dan maju dengan membawa dosa kepada Yang tidak akan memberikan toleransi padamu!

(Sumber Rujukan: Az-Zâ’ir Al-Akhîr karya Khalid bin Abu Shalih)

Sunday, March 21, 2010

[Curhatan para pria] alasan kenapa wanita harus berjilbab

Bismillaahirrahmaanirrahim.

sekedar sharing dari curhatan kawan.
kebetulan sama pemikirannya seperti saya.
:)

Kamu tau kenapa saya suka wanita itu pakai jilbab? Jawabannya sederhana, karena mata saya susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana saya harus mengontrol mata saya ini mulai dari keluar pintu rumah sampai kembali masuk rumah lagi. Dan kamu tau? Di kampus tempat saya seharian disana, kemana arah mata memandang selalu saja membuat mata saya terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat saya tenang, mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

Melihat kedepan ada perempuan berlenggok dengan seutas “Tank Top”, noleh ke kiri pemandangan “Pinggul terbuka”, menghindar kekanan ada sajian “Celana ketat plus You Can See”, balik ke belakang dihadang oleh “Dada menantang!” Astaghfirullah… kemana lagi mata ini harus memandang?

Kalau saya berbicara nafsu, ow jelas sekali saya suka. Kurang merangsang itu mah! Tapi sayang, saya tak ingin hidup ini dibaluti oleh nafsu. Saya juga butuh hidup dengan pemandangan yang membuat saya tenang. Saya ingin melihat wanita bukan sebagai objek pemuas mata. Tapi mereka adalah sosok yang anggun mempesona, kalau dipandang bikin sejuk di mata. Bukan paras yang membikin mata panas, membuat iman lepas ditarik oleh pikiran “ngeres” dan hatipun menjadi keras.
Andai wanita itu mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, saya yakin mereka tak mau tampil seperti itu lagi. Kecuali bagi mereka yang memang punya niat untuk menarik lelaki untuk memakai aset berharga yang mereka punya.

Istilah seksi kalau boleh saya definisikan berdasar kata dasarnya adalah penuh daya tarik seks. Kalau ada wanita yang dibilang seksi oleh para lelaki, janganlah berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai semestinya anda malu, karena penampilan seksi itu sudah membuat mata lelaki menelanjangi anda, membayangkan anda adalah objek syahwat dalam alam pikirannya. Berharap anda melakukan lebih seksi, lebih… dan lebih lagi. Dan anda tau apa kesimpulan yang ada dalam benak sang lelaki? Yaitunya: anda bisa diajak untuk begini dan begitu alias gampangan!

Mau tidak mau, sengaja ataupun tidak anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri yang anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, pelecehan seksual atau mungkin sampai pada perkosaan. Siapa yang semestinya disalahkan? Saya yakin anda menjawabnya “lelaki” bukan? Oh betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki dijaman sekarang ini.

Kalau boleh saya ibaratkan, tak ada pembeli kalau tidak ada yang jual. Simpel saja, orang pasti akan beli kalau ada yang nawarin. Apalagi barang bagus itu gratis, wah pasti semua orang akan berebut untuk menerima. Nah apa bedanya dengan anda menawarkan penampilan seksi anda pada khalayak ramai, saya yakin siapa yang melihat ingin mencicipinya.

Begitulah seharian tadi saya harus menahan penyiksaan pada mata ini. Bukan pada hari ini saja, rata-rata setiap harinya. Saya ingin protes, tapi mau protes ke mana? Apakah saya harus menikmatinya…? tapi saya sungguh takut dengan Zat yang memberi mata ini. Bagaimana nanti saya mempertanggungjawabkan nanti? sungguh dilema yang berkepanjangan dalam hidup saya.
Allah Taala telah berfirman: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya”, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita beriman “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur : 30-31).

Jadi tak salah bukan kalau saya sering berdiam di ruangan kecil ini, duduk di depan komputer menyerap sekian juta elektron yang terpancar dari monitor, saya hanya ingin menahan pandangan mata ini. Biarlah mata saya ini rusak oleh radiasi monitor, daripada saya tak bisa pertanggung jawabkan nantinya. Jadi tak salah juga bukan? kalau saya paling malas diajak ke mall, jjs, kafe, dan semacam tempat yang selalu menyajikan keseksian.

Saya yakin, banyak laki-laki yang punya dilema seperti saya ini. Mungkin ada yang menikmati, tetapi sebagian besar ada yang takut dan bingung harus berbuat apa. Bagi anda para wanita apakah akan selalu bahkan semakin menyiksa kami sampai kami tak mampu lagi memikirkan mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian terpaksa mengambil kesimpulan menikmati pemadangan yang anda tayangkan?

So, berjilbablah … karena itu sungguh nyaman, tentram, anggun, canti, mempersona dan tentunya sejuk dimata!

Saturday, February 27, 2010

Bahaya Ghazwul Fikri ! ( Perang Pemikiran )

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Perang. Siapa yang suka perang? Normalnya manusia tidak suka. Apalagi kaum ibu. Tapi ada saja pihak-pihak yang dengan sengaja mengobarkan perang karena maksud-maksud menguasai pihak-pihak yang ingin dikuasai. Dewasa ini perang tidak hanya menggunakan senjata fisik seperti bedil dan tombak. Dewasa ini perangnya bahkan lebih berbahaya karena yang mengobarkan perang justru menyembunyikan aktifitasnya dengan berbagai bungkus sehingga musuh yang diperangi tidak sadar sedang diperangi. Tujuannya tetap sama, yaitu mengalahkan dan menguasai musuh, hanya caranya yang berubah drastis.

Perang yang kita bicarakan ini adalah yang sangat konsepsional, sangat luas bidangnya, sangat lihai dalam memilih cara sehingga tidak disadari musuh, sangat jauh dampaknya kepada jiwa lawan dan sangat lama masa berlangsungnya. Ghazwul Fikri. Secara bahasa artinya perang pemikiran. Ada yang mengistilahkan dengan perang urat syaraf.

Perang ini baru muncul sekitar awal abad duapuluh dan merupakan upaya musuh-musuh untuk menjatuhkan kekuatan Islam secara tuntas. Ghazwul fikri dilaksanakan dengan cara melakukan dua tipudaya dasar yang disusupkan dalam fikrah (pemikiran) ummat Islam. Tiga tipudaya tersebut adalah takhwif (usaha untuk menimbulkan rasa takut kepada selain Allah), dan tadl-lil (usaha pengkaburan berbagai konsepsi dalam fikrah Islami). Adapun bentuk-bentuk upayanya dapat sangat beragam, antara lain:

- dengan berbagai opini sesat di media dan di tengah masyarakat muslim

- melalui film, sandiwara, pertunjukan seni, maupun lirik-lirik lagu yang dikemas indah

- melalui berbagai bentuk fiksi baik fiksi murni, fiksi ilmiah, cerita komik, cerita drama sampai cerita anak

- melalui berbagai sandiwara politik dan peristiwa seperti sandiwara Holocaust dimasa Perang Dunia II dan lain-lain

- melalui berbagai acara ilmiah yang mempertontonkan berbagai kecanggihan militer dan intelijen mereka

- melalui penyebaran berbagai adat kebiasaan non-Islam yang dipromosikan dan dikemas dengan berbagai keindahan dan kemeriahan

Mungkin masih banyak lagi cara-cara dan media perang mereka yang kita belum tahu, namun intinya tetap sama. Ini perang sungguhan dan ini perang yang curang.

Kecurangan yang paling nyata adalah dalam cara mereka bersembunyi ketika menyerang. Berbagai film-film menarik yang bahkan dinobatkan (oleh mereka sendiri) sebagai film-film terbaik, ternyata di dalam film itu ada berbagai propaganda anti Islam yang menusuk.

Promosi berbagai perayaan adat jahiliyah yang dikemas sedemikian rupa sebagai “warisan pelecehan terhadap nilai-nilai tinggi Islam. Misalnya di Mesir, digencarkan promosi kebudayaan Mesir kuno zaman Fir’aun, lengkap dengan segala atributnya dan berbagai upacara penyembahan berhala, itu semua bertujuan tersembunyi agar masyarakat Mesir yang kini Muslim mulai meninggalkan nilai-nilai Islam dan kembali bangga dengan nilai-nilai zaman Fir’aun.

Cobalah simak program-program sebuah channel tv khusus tentang berbagai kebudayaan dari tv berlangganan. Bahkan cd-cdnya dijual di toko cd.
Lalu untuk apa rubrik ini membicarakannya? Agaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa justru perang itu (Ghazwul Fikri) sangat tidak disadari di negeri ini. Para penjaga Benteng Terakhir negeri ini (baca: kaum ibu) apakah sadar bahwa setiap hari mereka dicekoki racun-racun Ghazwul Fikri lewat kotak kaca yang menjadi hiburan wajib setiap rumahtangga? Apakah para Penjaga Benteng Terakhir masih saja rela membelikan racun telinga dan jiwa bagi putra-putri mereka yang berbentuk berbagai format lagu, yang seolah wajib kini selalu hadir menghiasi pendengaran putra-putri kita dua-puluh-empat jam? 24 jam? Ya! Tidak jarang putra-putri kita belajar sampai tertidur tetap memasang alat mantra tersebut ke kuping mereka!

Mantra! Memang seperti mantra, boleh jadi lagu yang dipasang langsung ke telinga dapat mempengaruhi jiwa anak kita lewat kata-kata yang terdengar maupun tidak terdengar dari lagu tersebut. Efeknya bisa sampai seperti mantra. Seperti orang terhipnotis. Masih ingat fenomena Kurt Cobain musisi metal dari ujung Utara bumi yang membuat lagu tentang bunuh diri dan kemudian melaksanakannya? Kemudian jejak langkahnya diikuti oleh beberapa orang penggemarnya. Tersihir!

Tahukah para Penjaga Benteng Terakhir bahwa brainwashing atau cuci otak dapat terjadi dengan cara seseorang terus menerus mendengarkan kata-kata yang sama berulang-ulang, yang apalagi jika dikemas dengan nada-nada musik dan dentingan alat musik akan semakin memperkuat efeknya karena akan masuk ke bagian otak yang tanpa nalar? Jika seseorang sudah gandrung dengan suatu lagu, niscaya dia akan mendengarkannya berulang-ulang dan tak jarang mendengarkannya sambil sangat relaks yang berarti masuk ke tingkat kesadaran yang bisa dengan mudah disurupi jin?

Tanyakan pada para ahli ruqyah syar’iyyah (para terapis yang mempunyai ketrampilan mengobati orang kesurupan). Apakah para ibu muslimah dan para remaja penikmat lagu selalu mengerti apa yang dinyanyikan dalam lirik lagu kegemaran mereka? Banyak sekali yang mengaku tidak memperhatikan makna lagu, yang penting enak mengelus gendang telinga, meskipun kadang sebenarnya mudah saja mempelajari lirik lagu tersebut, tapi jarang yang secara serius mencoba mencari apa makna sebenarnya. Paling jauh sebagian besar penikmat lagu hanya mengingat arti dari bagian-bagian tertentu dari lagu tersebut, terutama kalau dianggap cocok. Misalnya refrain yang meneriakkan kata-kata pujian cinta atau patah hati.

Di era menjelang tahun 80-an, era kami-kami yang kepala empat masih remaja, ada lagu dari sebuah grup musik Queen yang berjudul Bohemian Raphsody. Lagu yang diteriakkan oleh Freddy Mercury yang minta disuntik mati karena AIDS tersebut, seluruh isinya adalah pelecehan terhadap nilai-nilai Islam, bahkan sampai penolakan atas takdir (“ sometimes ‘ wished I’ve never been born before”). Lagu ini dulu termasuk Hit, bahkan bertahan masih digemari hingga kini.

Masih ingat lagu berbahasa spanyol yang sempat ketahuan ternyata berbicara tentang iblis? Grup musik Last Ketchup yang melantunkan lagu tersebut bahkan mengakui tak faham isi lagunya karena berbahasa kuno. Itu mantra setan!

Masih-kah para Penjaga Benteng Terakhir merasa masa kini sudah tak ada lagi perang dan karenanya boleh bersantai dalam menjaga bentengnya? Masihkah kita menyangka bahwa zaman sudah berubah dan kini musuh-musuh Islam sudah beristirahat dari memerangi kita? Lihatlah ke sekeliling, dan lihatlah dengan teliti. Wallahua’lam. (SAN)

Sumber diambil: http://www.eramuslim.com/syariah/benteng-terakhir/perang-itu-namanya-ghazwul-fikri.htm

The Importance of Manners

Hadith - Bukhari's Book of Manners #271, Abu Dawud, Tirmidhi, Ahmad, and Ibn Hibban.

...Abu Darda' reported that the Prophet of Allah, upon him be peace, said, "Nothing is weightier on the Scale of Deeds than one's good manners."

Hadith - Bukhari's Book of Manners #286 and Ahmad

Abu Huraira, r.a., said, "I heard Abu al Qasim (the Prophet saaws), say, 'The best among you in Islam are those with the best manners, so long as they develop a sense of understanding.' "

Hadith - At-Tabaraanee collected it, and Albani authenticated it in Silsilatul-AHaadeethis-Saheehah (#432).

The Prophet (saaws) said: "The most beloved of Allah's servants to Allah are those with the best manners."

Hadith - Sahih Bukhari, Muslim, and Tirmidhi

... 'Abd Allah ibn 'Amr said, "The Prophet of Allah, upon him be peace, was never obscene or coarse. Rather, he used to tell us that the best among us were those with the best manners."

Hadith - Sahih Bukhari, Muslim and Ahmad

... Anas said, "I served the Prophet of Allah, upon him be peace, for ten years. During that time, he never once said to me as much as 'Oof' if I did something wrong. He never asked me, if I had failed to do something, 'Why did you not do it?,' and he never said to me, if I had done something wrong, 'Why did you do it?' "

Hadith - Bukhari's Book of Manners # 285, Hakim, and Abu Dawud

... Abu Huraira, r.a., said that the Prophet of Allah, saaws, said, "If one has good manners, one may attain the same level of merit as those who spend their nights in prayer."

Hadith - Bukhari's Book of Manners # 290, Tirmidhi, Ibn Majah, and Ahmad

... Abu Hurairah reported that the Prophet of Allah (saaws) said, "And what is most likely to send people to Paradise? Being conscious of Allah and good manners."

Hadith - Bukhari's Book of Manners # 296, Muslim, Tirmidhi, Darimi, Abu 'Awanah, Hakim, and Ibn Hibban.

... Nawas ibn Sam'an reported that the Prophet of Allah, saaws, was asked about doing good and evil. He replied, "Doing good is having good manners. Doing evil is what troubles you inside and what you would not like others to know about."

Hadith - Bukhari's Book of Manners #360, Abu Dawud, Tirmidhi, and Hakim

The Prophet of Allah, saaws, said, "He who does not show mercy to our young or show esteem for our elders is not one of us."



The sin of finding faults in others


Hadith - Bukhari's Book of Manners #313, Ahmad, Ibn Hibban, and Hakim

... 'Abd Allah reported that the Prophet of Allah, upon him be peace, said, "A believer is not a fault-finder and is not abusive, obscene, or course."

Hadith - Bukhari's Book of Manners #329

... Ibn 'Abbas said, "If you wish to mention the faults of your friend, mention your own faults first."

Hadith - Bukhari's Book of Manners #330

... Ibn 'Abbas said on the following verse of the Qur'an, "Nor defame one another" (49:11), "Do not spend your time finding fault with one another."

Hadith - Bukhari's Book of Manners #545

Jubayr ibn Nufayr reported that Mu'adh ibn Jabal said, "If you love someone, do not quarrel with him and do not annoy him. Do not ask others about him, for the one you ask might be his enemy and thus tell you things about him that are not true and thus break you apart."

Hadith - Bukhari's Book of Manners #889 and Ibn Hibban

'Amr ibn al 'As said, "...I am amazed at one who spots an impurity in the eye of another but is unable to detect it in his/her own eye, or who attempts to remove a grudge from another's heart while making no attempt to remove grduges from his/her own heart. I have never blamed anyone for the confidences of mine that they have betrayed. How could I, when already they have given me reason for pause?"

Hadith - Bukhari's Book of Manners #1295

Bilal ibn Sa'd al Ash'ari reported that Mu'awiyah wrote to Abu Darda' "Write to the wrongdoers of Damascus." So he asked, "What do I have to do with the wrongdoers of Damascus? How will I know them?" Abu Darda's son, Bilal said, "I will write to them," which he did. Then Abu Darda' said [to Bilal], "How did you know to whom to write? You could not have known they were wrongdoers unless you were one of them. Begin with yourself!" So he did not address the letter in anyone's name.*

*i.e. he didn't single out a specific person as a wrongdoer, but spoke about wrongdoings in general, to come as a reminder (of Quran and Sunnah) to the people.



Group Conversations


Hadith - Sahih Bukhari, Muslim, Abu Dawud, and Ibn Majah

'Abd Allah ibn Mas'ud reported that the Prophet of Allah, upon him be peace, said, "If they are three, two of them should not carry on a conversation from which the third is excluded, for surely that will be distressing to him."

Hadith - Bukhari's Book of Manners, Abu Dawud. Ibn Hibban classified the hadith as authentic.

Ibn 'Umar reported the same from the Prophet, upon him be peace. Except that in the end, he added, "We asked, 'If they are four?' He, upon him be peace, said, 'Then there is no harm.' "



Beware of Suspicion


Hadith - Sahih Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidhi, Ibn Majah, Ahmad, and Ibn Hibban

Abu Huraira, r.a., reported that the Prophet of Allah, upon him be peace, said, "Be careful of suspicion, for it is the most mistaken of all speech. Do not spy on others, compete* among yourselves, envy one another, or despise one another. Rather, be servants of Allah and brothers!"

*There is nothing wrong with healthy competition, particularly in doing good deeds. This hadith refers to competion that destroys team play and equality, etc.)

Hadith - Bukhari's Book of Manners #1294

'Abd Allah said, "Sometimes a victim of robbery will become so suspicious [of everyone around him] that he will become worse than the thief."*

*In other words, his suspicions will lead him to doubt everyone until he has destroyed every one of his relationships.

It is permissible to call over a person and inform them of the facts, so that they will not be suspicious, as we see in the following hadith (narration).

Hadith - Bukhari's Book of Manners #1293, Muslim and Abu Dawud

Anas reported that a man passed by while the Prophet of Allah, upon him be peace, was with one of his wives. The Prophet called the man and said, 'O So and so. This is my wife, so and so." The man replied, What I might have thought about another, I would never think about you." The Prophet, upon him be peace, said, "Shaytan [satan] will circulate through a person just like blood circulates [through one's veins]."



Give Gifts


Hadith - Bukhari's Book of Manners #594, also related by Abu Ya'la and by Nasa'i in al Kuna.

Abu Huraira, r.a., reported that the Prophet of Allah, upon him be peace, said, "Give gifts to one another, and you will love one another."

Hadith - Sahih Bukhari, Muslim, Nasa'i and Tirmidhi

Ibn Abi Mas'ud al Badri reported that the Prophet of Allah, upon him be peace, said, "Anyone who spends money on his family and seeks blessings for doing so will find it counted as sadaqah (charity) on his behalf."



Have a sense of shame/shyness

(not being shy from doing good, but shyness from doing wrong)


Hadith - Sahih Bukhari, Abu Dawud, Ibn Majah, Ibn Hibban, and Ahmad

Abu Mus'ud reported that the Prophet of Allah, saaws, said, "Among the well-known wisdom of the prophets is the saying, 'If you have no shame, then do as you please.' "

Hadith - Sahih Bukhari, Muslim, Nasa'i, Abu Dawud, Ibn Majah, and Tabarani

Abu Huraira, r.a., reported that the Prophet, saaws, said, "... Having a sense of shame is one branch of faith."

Hadith - Sahih Bukhari, Muslim and Ibn Majah

'Abd Allah ibn Abi 'Atabah said that he heard Abu Sa'id say, "The Prophet of Allah, upon him be peace, was shyer than a virgin in her shift. Whenever he disliked something, we could see it on his face."



The sin of Pride


Hadith - Bukhari's Book of Manners #550

Abu Huraira, r.a., reported that the Prophet of Allah, upon him be peace, said, "Whoever eats with his servant, or rides a donkey in the marketplace, or who ties up his goat and milks it will no be guilty of the sin of pride.

Hadith - Bukhari's Book of Manners #556, Abu Dawud and Tirmidhi

Abu Huraira, r.a., reported that a handsome man went to the Prophet of Allah, upon him be peace, and said, "I love beauty, and I have been given what you see, even to the extent of my hating to be bested. Is that pride?" The Prophet replied, "No. Rather, pride is to disdain the truth and to treat others with contempt."

Kepada Kaum Adam yang Belum Menikah...

 Bismillahirrohmaanirrohiim..

Mungkin kalian sedang tertarik ataupun tak dapat menahan pesona kalian terhadap cantiknya perempuan2x disekitar kalian dan memaksa diri kalian untuk menikahi salah satu dari mereka, namun kesiapan kalian belum memadai untuk itu. Namun, janganlah dengan keadaan demikian, kalian menjadikan mereka berharap kepadamu dan mengizinkan mereka menunggumu, ketahuilah menunggu merupakan penderitaan bagi seorang wanita. Biarkanlah mereka menikah dan bertemu dengan jodohnya masing-masing tanpa terhalang dengan penantiannya terhadap dirimu di pada waktu yang tidak pasti. Yakinlah, jika saat ini saja begitu banyak yang mempesonakanmu, bukankah di suatu saat nanti ketika usiamu telah bertambah dan engkau telah siap maka Rahasia-rahasia Allah tentang seseorang yang lebih mempesonakanmu akan dipertemukan kepadamu dan engkau mendapatinya di tempat yang diberkahi dan penuh Rahmat, Pernikahan. Ingatlah, apakah Allah akan menyia-nyiakan usaha seseorang dalam menjaga dirinya? Insya Allah tidak, karena Allah tidak menyia-nyiakan perbuatan baik bagi hamba-hambaNya.
Insya Allah
Allahu Akbar!

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Al-Azhab:35

Sesunggunya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik. Al-Kahfi:30

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
Ali Imran:133

Insya Allah
Semoga Allah Memaafkan aku Ketika aku Bersalah
Allahuma Amiin

Extra Hati2 Untuk Para Wanita

Assalamualaikum Warahmatullah

Sekarang kudu ekstra hati2 di jalan.
Soalnya sekarang ada modus baru pemerkosaan terhadap wanita.

Yang terjadi seperti ini, seorang wanita (akhwat) melihat ada seorang anak kecil dijalanan sedang menangis. Merasa kasihan, ia menanyakan apa yg terjadi pada anak tersebut.

Si akhwat : (Menghampiri si anak kecil & sambil membungkuk bertanya) "Ada apa, De'? Kok Ade' nangis? Mamanya mana?? "
Si Anak Kecil : (Sambil nangis) "Aku tersesat, bisa anter aku pulang gak?" (Lalu anak kecil itu memberikan selembar kertas yg berisikan alamat rumahnya).

Karena akhwat itu termasuk orang yg baik hati dan tidak menaruh curiga apa2, ia membawa anak tersebut ke alamat yg tertera. Ketika tiba di rumah anak kecil itu, ia menekan bel, tiba2 ia kaget karena bel tersebut bertegangan tinggi dan lalu pingsan. Ketika ia terbangun pada hari berikutnya, ia mendapati dirinya dalam keadaan telanjang dalam sebuah rumah kosong. Ia tidak pernah melihat wajah penyerangnya.

Itulah sebabnya sekarang ini penindak kriminal mencari sasaran pada akhwat2 yg cepat empati & tdk hati-hati.
Jadi, jika terjadi masalah seperti ini :

JANGAN PERNAH MEMBAWA ANAK KECIL TERSEBUT KE TEMPAT YG DIMINTA. JIKA MASIH TERUS DIDESAK, BAWALAH ANAK TERSEBUT KE KANTOR POLISI TERDEKAT. ATAU MINTA TOLONG PADA IKHWAN. :D

Tolong ingatkan kepada teman2 kalian semua terutama yg akhwat, istri, adik perempuan. HARAP EKSTRA BER-HATI2.

Tolong, informasikan kedua hal di atas kepada setiap Perempuan yang anda kenal! karena MENCEGAH LEBIH BAIK DARIPADA SUDAH KEJADIAN !!

Adab Interaksi

MENGENDALIKAN SYAHWAT

“Jangan kamu dekat-dekat pada perzinaan, karena sesung-guhnya dia itu perbuatan yang kotor dan cara yang sangat tidak baik.” (QS. Al-Isra’:32)

Sahl bin Sa’d berkata: Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang menjamin untukku apa yang ada diantara dua janggutnya dan dua kakinya maka aku menjamin untuknya sorga.” (HR. Bukhari)

MENJAGA KEMALUAN

Adab berpakaian dalam Islam :

1. Hendaknya ikhwan menahan seluruh auratnya dan demikian juga dengan akhwat.

“Katakanlah kepada orang-orang mu’min laki-laki: hendaklah mereka itu menundukkan sebahagian pandangan-nya dan menjaga kemaluannya; karena yang demikian itu lebih bersih bagi mereka. Sesungguhnya Allah Mahameneliti terhadap apa-apa yang kamu kerjakan. (An-Nur : 30)

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah Menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda Kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (QS. Al-A’raf 7:26)

Tidak boleh menggunakan pakaian yang membentuk dan tipis sehingga menampilkan aurat.

“Sesungguhnya termasuk ahli neraka, yaitu perempuan-perempuan berpakaian tetapi telanjang, yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Mereka ini tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya.” (Riwayat Muslim)

2. Tidak berpakaian dengan maksud sombong

Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak melihat dengan pan-dangan rahmat terhadap orang yang menurunkan sarung lebih dari mata kaki karena sombong.” (HR. Bukhari, Muslim)

3. Ikhwan tidak menyerupai akhwat dan demikian sebaliknya

Rasulullah saw. pernah menghitung orang-orang yang dilaknat di dunia ini dan disambut juga oleh Malaikat di antaranya ialah laki-laki yang memang oleh Allah dijadikan betul-betul laki-laki, tetapi dia menjadikan dirinya sebagai perempuan dan menyerupai perempuan, dan yang kedua, ialah perempuan yang memang dicipta oleh Allah sebagai perempuan betul-betul, tetapi kemudian dia menjadikan dirinya sebagai laki-laki dan menyerupai laki-laki (HR. Thabarani)

4. Ikhwan tidak menggunakan perhiasan emas dan sutra

Umar bin Alkhotthob r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Kamu jangan memakai sutra. Maka siapa yang memakainya di dunia, tidak akan memakainya di akherat. (Bukhari, Muslim)

Anas r.a. berkata: Rasulullah saw. telah mengizinkan bagi Azzubair dan Abdurrahman bin Auf memakai sutra karena keduanya menderita sakit gatal-gatal. (Bukhari, Muslim)

Tujuannya adalah untuk pendidikan moral yang tinggi demi menjaga sifat keperwiraan laki-laki dari segala bentuk kelemahan serta untuk memberantas sifat bermewah-mewah.

5. Tidak berpakaian seperti pakaian spesialis yang dipakai oleh orang-orang kafir seperti Yahudi, Kristen dan penyembah-penyembah berhala. Ummat ini baik yang laki-laki ataupun perempuan harus mempunyai ciri-ciri tersendiri baik dalam hal-hal yang nampak maupun tersembunyi.

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka dia itu dari golongan mereka.” (Riwayat Thabrani)

MENJAGA PANDANGAN

Adab pergaulan dalam Islam :

1. Pergaulan hendaknya diniatkan untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah

“Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat 49:13)

2. Hendaknya ikhwan menahan sebagian pandangannya dan demikian juga dengan akhwat.

Hendaklah menundukkan pandangan dari apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Karena pandangan dapat membangkitkan nafsu birahi dan merangsang pelakunya untuk terjerumus ke dalam dosa dan ma’shiat. Oleh karena itu Al-Qur’an memberikan peringatan keras terhadap pandangan liar.

“Katakanlah kepada orang-orang Mu’min : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; dan demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An Nur [24]:30)

Sabda Rasulullah saw :

“Pandangan itu merupakan salah satu anak panah iblis”

Dua mata itu berzina dan zinanya mata ialah melihat” (HR. Bukhari)

Salah satu keringanan Islam adalah Dia membolehkan melihat yang sifatnya mendadak pada bahagian yang seharusnya tidak boleh.

“Dari Jarir bin Abdullah, ia berkata: Saya bertanya kepada Rasulullah saw. tentang melihat dengan mendadak. Maka jawab Nabi: Palingkanlah pandanganmu itu!” (HR. Muslim)

“Hai Ali! Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pada pandangan pertama, adapun yang berikutnya tidak boleh.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi)

Perempuan melihat laki-laki tidak pada auratnya, hukumnya mubah, selama tidak diikuti dengan syahwat atau tidak dikuatirkan akan menimbulkan fitnah.

Sebagian ulama yang extrimis menganggap, bahwa perempuan sama sekali tidak boleh melihat anggota laki-laki yang manapun. Mereka membawa dalil hadis yang diriwayatkan oleh Nabhan bekas hamba Ummu Salamah, bahwa Rasulullah saw. pernah berkata kepada Ummu Salamah dan Maimunah yang waktu itu Ibnu Ummi Maktum masuk ke rumahnya. Nabi bersabda : pakailah tabir. Kemudian kedua isteri Nabi itu berkata: “Dia (Ibnu Ummi Maktum) itu buta!” Maka jawab Nabi: “Apakah kalau dia buta, kamu juga buta? Bukankah kamu berdua melihatnya?”

Tetapi dari kalangan ahli tahqiq (orang-orang yang ahli dalam penyelidikannya terhadap suatu hadits/pendapat) mengatakan: Hadis ini tidak sah menurut ahli-ahli Hadis, karena Nabhan yang meriwayatkan Hadis ini salah seorang yang omongannya tidak dapat diterima.

Kalau ditakdirkan hadis ini sahih, adalah suatu sikap kerasnya Nabi kepada isteri-isterinya karena kemuliaan mereka, sebagaimana beliau bersikap keras dalam persoalan hijab.

3. Ikhwan tidak memegang akhwat dan demikian sebaliknya

Rasulullah saw. pernah bersabda sbb: “Sungguh kepala salah seorang diantara kamu ditusuk dengan jarum dari besi, lebih baik daripada dia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya.” (Riwayat Thabarani, baihaqi dan rawi-rawinya thabarani adalah kepercayaan)

Jauhi saja perempuan/laki-laki yang tidak menjaga adab ini.

4. Ikhwan dan akhwat harus menjaga jarak; sebaiknya sebatas dimana mereka tidak mencium wewangian dari lawan jenisnya

“Siapa saja perempuan yang memakai wangi-wangian kemudian melewati suatu kaum supaya mereka itu mencium baunya, maka perempuan tersebut dianggap berzina; dan tiap-tiap mata ada zinanya.” (Riwayat Nasa’i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban)

5. Tidak “berdua-duaan” baik dalam zhahir maupun batin.

Sebaiknya jika hendak melakukan pertemuan yang cukup lama, ikhwan membawa teman ikhwannya dan akhwat pun membawa teman akhwatnya. Teman disini ditujukan agar dapat mengingatkan jika dia bergaul melewati batas.

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah saitan.” (Riwayat Ahmad)

6. Segala bentuk pergaulan jika membangkitkan nafsu syahwat, maka itu adalah haram

MAHRAM

Laki-laki hanya boleh melihat muka dan kedua telapak tangan perempuan yang memang ada rukhsah untuk dinampakkan. Larangan ini dikecuali-kan untuk 12 orang :

1. Suami

2. Ayah, baik dari pihak ayah ataupun ibu

3. Ayah mertua

4. Anak-anak laki-lakinya. Termasuk juga cucu, baik dari anak laki-laki ataupun dari anak perempuan

5. Anak-anaknya suami.

6. Saudara laki-laki, baik sekandung, sebapa atau seibu

7. Keponakan.

8. Sesama perempuan yang seagama baik yang ada kaitannya dengan nasab ataupun orang lain

9. Hamba sahaya

10. Keponakan dari saudara perempuan

11. Orang-orang yang ikut serumah yang tidak ada rasa bersyahwat

12. Anak-anak kecil yang tidak mungkin bersyahwat ketika melihat aurat perempuan

WARNING: Syahwat Lawan Jenis

Belakangan ini saya banyak diskusi dengan istri tentang gejala "syahwat lawan jenis". Istri saya termasuk akhwat yang cukup "cerewet" soal gejala-gejala tidak sehat mengenai perilaku hubungan antara ikhwan dan akhwat. "Jangan sampai menjadi perusak masa depan dakwah kita..!", demikian hujjah balighah yang kerap meluncur dari dirinya kepada saya. Dan ketika saya meresponnya dengan kalem, pressure pun muncul. "Abi kan mas”ul kaderisasi. Abi tanggung jawab kalau nanti terjadi apa-apa pada dakwah ini ?!!"

Sesaat saya akan menulis kolom ini, istri saya baru melontarkan serangan barunya, Abi denger nih.. Ummi dapet berita shahih kalau ada Mas’ul dakwah kampus pacarin 11 akhwat, dan 4 diantaranya ternyata hamil?!! " Saya mencoba merespon dengan santai - karena sedang mikir tema apa yang harus ditulis - dengan mengatakan agar berita itu ditabayyun (cros check) dulu. Tetapi justru saya disergah : "Ya tugas abi dong yang harus men-tabayyun ! Abi kan punya akses dan kewenangan !". Saya mencoba mulai menulis. Tetapi belum lagi ketemu tema tulisan, saya dibombardir oleh pertanyaan lain :"Bi emang bener ustadz Fulan nikah lagi, dan sebelumnya pake pacaran segala?"

Alhasil, tanpa diniatkan sebelumnya akhirnya saya menulis tema ini. Kebetulan sehari sebelumnya saya mendapatkan short massage service (sms) dari seorang akh yang mengomentari tulisan saya berjudul "SMS". Komentarnya berterima kasih atas tulisan tersebut, karena memang itulah fenomena yang terjadi di lapangan. Pikir saya, biarlah sekalian menulis tema yang lebih "serem" sebagai tadzkirah. Fadzakir inna adz-adzikara tanfa’ul mu’minin!.

Pertama, saya mencoba merenungi kembali dasar masalah "syahwat lawan jenis". Nabi Adam as diciptakan Allah SWT sebagai manusia pertama dan satu-satunya pada saat itu. Beliau ditempatkan di dalam syurga yang penuh kenikmatan tak terhingga. Tetapi apa yang terjadi ? Nabi Adam merasa "kurang nikmat" menikmati kenikmatan syurga seorang diri. Ia menginginkan seorang wanita. Lalu apa yang terjadi ? Nabi Adam dan istrinya tertipu oleh syaitan sehingga melanggar prinsip-prinsip “syahwat lawan jenis” yang diatur oleh Allah SWT. Perhatikan firman Allah : "Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh syetan sebagaimana halnya dia (syeitan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari syurga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya"(QS. Al A'raaf:27).

Nabi Adam dan istrinya merintis kehidupan baru komunitas manusia di muka bumi dengan berbekal ampunan dan hidayah Allah SWT. Tetapi apa yang kemudian dicatat oleh sejarah? Kejahatan pertama di muka bumi adalah perebutan dua orang laki-laki terhadap seorang wanita, dan berakhir dengn aksi pembunuhan. "Maka nafsu (Qabil) mendorongnya untuk membunuh saudaranya (Habil) , kemudian dia pun (benar-benar) membunuhnya, maka terjadilah dia termasuk orang yang merugi" (QS. Al-Maidah : 30).

Lalu sejarah umat dan bangsa-bangsa menunjukkan bagaimana kehancuran di banyak peradaban mereka justru karena "syahwat lawan jenis" . Rasulullah SAW pernah berpesan : "Sesungguhnya dunia ini manis dan menyegarkan? Maka takutlah kepada wanita, karena cobaan yang pertama terhadap Bani Israil ialah karena wanita." (Al Jami’ Ash-Shagir, 2/179).

Jadi dasar dari semua masalah ini adalah dahsyatnya dorongan dan pengaruh yang muncul dari "syahwat lawan jenis", yang tidak ada seorang manusia pun bisa membebaskan diri darinya. Bahkan seperti yang diungkapkan Rasulullah, ia manis dan menyegarkan. Atau seperti ungkapan Allah, ia dipandang indah dan menyenangkan. "Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadaap syahwat berupa wanita"(QS Ali Imran :14)

Allah tentu saja menjadikan "syahwat lawan jenis" sebagai unsur kekuatan manusia dalam membangun kehidupan dan peradabannya. Dengan syahwat inilah, manusia menyuburkan nilai rasa, emosi, kasih dan cinta agar kehidupan dunia "manis dan menyegarkan" . Dengan syahwat ini, manusia memiliki dorongan untuk "hidup bersama" dalam ikatan perkawinan dan keluarga agar leluasa mengekspresikan luapan rasa, emosi, kasih dan cintanya sampai dalam bentuk hubungan seksual. Dengan syahwat inilah, keluarga-keluarga menghasilkan anak-keturunannya untuk menyempurnakan kesenangan, kebahagiaan, dan kebanggaan. Dengan syahwat ini pula, manusia membangun norma, etika, adat, estetika dan syari?at yang mampu memelihara dan mengkokohkan unsur kekuatan yang sangat mendasar sifatnya ini, tanpa menyebabkan kerusakan dari kerusakan dan kehancuran tata kehidupan sosialnya.

Kita adalah umat dakwah. Sekumpulan orang yang mengemban misi untuk mengajak dan membimbing manusia kepada kehidupan yang baik. Agar mereka bisa mengelola syahwat lawan jenisnya secara benar dan baik, sehingga kebaikan dan keberlangsungan peradabannya bisa terjaga. Kita mendakwahi mereka kepada syari?at yang membimbing syahwat lawan jenis secara benar. Tentu saja bukan sekedar dengan kata-kata, tetapi juga dengan teladan amal. Bahwa kader-kader dakwah - yang semoga dipelihara Allah SWT - secara konsisten berkomitmen menjalankan syari?at ini. Dan manusia menyaksikan kebenaran syari?at bukan dari kata-kata kita, tetapi dari apa yang kita amalkan. Apa yang perlu menjadi perhatian dan keprihatinan kita saat ini Saya sebutkan saja satu per satu berbagai gejala yang saya dengar dan saya lihat sendiri.

(1) Adab ikhwan dan akhwat mulai bergeser ke arah yang membuka celah syahwat lawan jenis. Berbicara tatap-muka dengan jarak yang dekat dan sering bertatapan mata, misalnya. Atau komunikasi lewat telpon dengan irama suara yang membuat seorang ikhwan ?menikmati? suara akhwat lawan bicaranya.

(2) Keterdesakan atau keterpaksaaan yang menggiring kepada suatu yang "tidak boleh terjadi !". Misalnya akhwat "terpaksa" dibonceng motor oleh ikhwan gara-gara rapat baru selesai malam hari, dan jalan menuju halte bus atau rumahnya cukup jauh serta "tidak aman". Atau rapat dalam satu ruangan yang "sempit" sehingga ikhwan dan akhwat duduk berdampingan tanpa jarak yang aman atau tanpa hijab. Dalam forum-forum seperti ini, akhwat tidak membiasakan diri bicara dengan tegas dan lugas. Ingat suara wanita adalah aurat!

(3) Bergesernya mode pakaian akhwat yang “mengundang” pandangan syahwat kaum ikhwan. Mulai dari jilbab yang "kependekan" sehingga tidak menutup dadanya dengan sempurna atau bila tertiup angin bisa menampakan bagian leher dan rambut belakangnya. Lalu bahan pakaian yang "lebih tipis" dan pilihan warna yang "flamboyan". Atau menggunalkan sepatu berhak "cukup tinggi", sehingga mengundang perhatian pada langkah dan pinggul belakang akhwat.

(4) Bergesernya nilai seni Islam dari senandung jihad dan iman kepada senandung hiburan semata. Lalu mulai muncul akhwat-akhwat yang menggemari "munsyid" (penyanyi) daripada "nasyid"-nya.

(5) Keterbukaan pergaulan dakwah antara ikhwan dan akhwat menggiring prefensi memilih jodoh kepada apa yang menarik dari "pandangan mata" dan bukan menarik dari "pandangan dakwah". Akibarnya, semangat mencari jodoh sendiri begitu menggebu, dan murabbi tinggal menunggu konfirmasi.

(6) Konsultasi dakwah masalah pribadi atau rumah tangga yang kemudian berbuah simpati sampai jatuh hati. Tidak sedikit seorang da’i yang berawal dari semangat dakwah terhadap lawan jenis justru berubah arah menjadi ajang "perselingkuhan" baru. Alih-alih membantu menyelesaikan masalah malah menambah masalah. Ada satu dua ustadz yang menikah (lagi) dengan "wanita" yang semula menjadi "pasien" dakwahnya. Rupanya ustadz ikut ketularan penyakit pasiennya.

(7) Semangat menikah (lagi) melalui prosedur resmi, tetapi dimulai dengan hubungan "ala pacaran" Dalihnya sederhana, "wanita calon istri" kan harus dikenalkan dulu dengan istri pertama dan anak-anaknya.

(8) Ketidakmampuan membina kehidupan suami-istri yang selalu “menggairahkan” beralih kepada semangat “mencari yang baru”. Sebagai sebab dari ketidakmampuan ini adalah qillatul-ilmi (sedikit ilmu) tetang seni berumah tangga dan seni mengolah cinta.

(9) Sebagian kecil ikhwan mulai memasuki usia 40, dan katanya ini fase "recycling" dengan dalih "life started at fourty" hidup dimulai dari usia 40 tahun. Aktualisasinya adalah muncul ?kegenitan? jilid kedua.

(10) Masih ada lagi, tetapi saya cukupkan saja dulu. Mari merenung!!

oleh: ust. Mahfudz Siddiq
Sumber : Majalah SAKSI No 11 Tahun VII

baca deh, insya allah kalo dihayati anda akan meneteskan air mata..

Satu hal sebagai bahan renungan Kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam Dan Hawa

Justru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak
saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan
Mandipun...harus dimandikan
Seluruh badan Kita terbuka....
Tak Ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak Ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok Dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan
Bahkan lubang - lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok Kita....
Itulah jasad Kita waktu itu

Setelah dimandikan.. .,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih
Kain itu ....jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju Kita...
Bagian kepala..,badan. .., Dan kaki diikatkan
Tataplah.... tataplah. ..itulah wajah Kita
Keranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...

Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul
Kita diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan
Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah Dzikir
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya nisan-nisan. .yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduan

Dan akhirnya.... . Tiba masa pengantin..
Menunggu Dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan
Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap Dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah tlah pergi....
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah Kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...Dan tak seorangpun yang tahu....
Tapi anehnya Kita tak pernah galau ketakutan... ..
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...

Dan Dia Kekasih itu.. Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya Kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi .....sudah pantaskah sikap kita selama
ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga

Baca jika anda ada waktu untuk ALLAH.
Bacalah hingga habis.
Saya hampir membuang email ini namun saya telah diberi
anugerah untuk membaca terus hingga ke akhir.

ALLAH, bila saya membaca tulisan ini, saya pikir saya
tidak ada waktu untuk ini....
Lebih lebih lagi diwaktu kerja. Kemudian saya tersadar
bahwa pemikiran semacam inilah yang ....
Sebenarnya, menimbulkan pelbagai masalah di dunia
ini.

Kita coba menyimpan ALLAH didalam MASJID pada hari
Jum'at......
Mungkin malam JUM'AT?
Dan sewaktu solat MAGRIB SAJA?
Kita suka ALLAH pada masa kita sakit....
Dan sudah pasti waktu ada kematian...

Walau bagaimanapun kita tidak ada waktu atau ruang
untuk ALLAH waktu bekerja atau bermain?
Karena...
Kita merasakan diwaktu itu kita mampu dan sewajarnya
mengurus sendiri tanpa bergantung padaNYA.
Semoga ALLAH mengampuni aku karena menyangka... ...
Bahwa nun di sana masih ada tempat dan waktu dimana
ALLAH bukan lah yang paling utama dalam hidup ku (nauzubillah)

Kita sepatutnya senantiasa mengenang akan segala yang
telah DIA berikan kepada kita.
DIA telah memberikan segala-galanya kepada kita
sebelum kita meminta.

ALLAH
Dia adalah sumber kewujudanku dan Penyelamatku
IA lah yang mengerakkan ku setiap detik dan hari.
TanpaNYA aku adalah AMPAS yang tak berguna.

Susah vs. Senang
Kenapa susah sekali menyampaikan kebenaran?

Kenapa mengantuk dalam MASJID tetapi ketika selesai
ceramah kita segar kembali?
Kenapa mudah sekali membuang e-mail agama tetapi kita
bangga mem "forward" kan email yang tak senonoh?
Hadiah yang paling istimewa yang pernah kita terima.
Solat adalah yang terbaik.... Tidak perlu bayaran ,
tetapi ganjaran lumayan.
Notes: Tidak kah lucu betapa mudahnya bagi manusia
TIDAK Beriman PADA ALLAH
setelah itu heran kenapakah dunia ini menjadi neraka
bagi mereka.

Tidakkah lucu bila seseorang berkata "AKU BERIMAN PADA
ALLAH" TETAPI SENTIASA MENGIKUT SYAITAN. (who, by the way, also
"believes" in ALLAH ).

Tidakkah lucu bagaimana anda mampu mengirim ribuan
email lawak yang akhirnya tersebar bagai api yang tidak terkendali.,
tetapi bila anda mengirim email mengenai ISLAM, sering orang berpikir 10
kali untuk berkongsi?

Tidakkah mengherankan bagaimana bila anda mulai
mengirim pesan ini anda tidak akan mengirim kepada semua rekan anda
karena memikirkan apa tanggapan mereka terhadap anda atau anda tak pasti
apakah mereka suka atau tidak?.

Tidakkah mengherankan bagaimana anda merasa risau
akan tanggapan orang kepada saya lebih dari tanggapan ALLAH terhadap
anda.

Aku berDOA , untuk semua yang mengirim pesan ini
kepada semua rekan mereka di rahmati ALLAH.

Duh, Jaga Hijab Dong…

Bismillahirrahmanirrahiim

Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???,tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.

Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?,tanya sang madメu kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.

Duhᆭ ngeri, lihat ituᆭ ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekatᆭᆭ,ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.

Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,tanya seorang akhwat penuh keheranan.

Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:
1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.
2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.
3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.
4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.

Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.

Sesungguhnya panggilan ikhwanメ dan akhwatメ adalah panggilan persaudaraan. Ikhwanメ artinya adalah saudara laki-laki, dan akhwatメ adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-ikhwananメ-nya atau ke-akhwatanメ-nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.

Aktivis sekuler tak lagi segan

Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, ?Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi.

Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.

Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat

Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:

1. Pulang Berdua
Usai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan/ motor ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.

2. Rapat Berhadap-Hadapan
Rapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah cairメ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya ヨ bila belum mampu menggunakan hijab ヨ dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.

3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)
Bukankah ada pepatah yang mengatakan, Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati?. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, ?Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.

4. Duduk/ Jalan Berduaan
Duduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.

5. Men-tek Untuk Menikah
Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga men-tekメ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.

6. Telfon Tidak Urgen
Menelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.

7. SMS Tidak Urgen
Saling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan daメwah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.

8. Berbicara Mendayu-Dayu
Deuu si akhiii, antum bisa aja dehᆭ..ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.

9. Bahasa Yang Akrab
Via SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :) . Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.

10. Curhat
Duh, bagaimana yaᆭ., ane bingung nih, banyak masalah begini ᆭ dan begitu, akhᆭ.Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi daメwah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan daメwah.

11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak Urgen
YM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada daメwah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.

12. Bercanda ikhwan-akhwat
Biasa aza lagi, ukhtiiiᆭ hehehehe,ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.

Dalil untuk nomor 1-5:
a. Rasulullah SAW bersabda, モBarangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.(HR.Ahmad)

b. Allah SWT berfirman, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannyaᆭᆭ(QS.24: 30)

c. Allah SWT berfirman, Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannyaᆭᆭ(QS.24: 31)

d. Rasulullah SAW bersabda, Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.?

e. Rasulullah saw. Bersabda, モWahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu.ヤ (HR Ahmad)

Dalil untuk nomor 6-12:
モナ Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinyaナヤ (Al Ahzab: 32)

5 Tips Berhadapan dengan Laki-laki Ajnabi

Bismillahirrahmanirrahiim
Berikut ini adalah tips-tips tentang bagaimana berurusan dengan laki-laki ajnabi. Tips-tips ini telah diberitahukan oleh seorang sahabat yang amat disegani oleh kaum laki-laki dan kaum wanita. Semoga dengan mengamalkan batasan-batasan ini, maka akan mensucikan hati masing-masing. Mari bersama memelihara hati.

1. Hindari berurusan dengan laki-laki. Selagi sahabat perempuan masih dapat diminati pertolongan. Kecuali dalam dalam suatu masalah yang perempuan memiliki keterbatasan dalam menanganinya, maka barulah meminta bantuan kepada laki-laki seperti halnya: membetulkan eletronik layaknya komputer maupun laptop dan lain-lain.

2. Jikalau terpaksa harus berkomunikasi dengan laki-laki, gunakanlah medium perantara dalam bentuk tulisan layaknya SMS, e-mail ataupun nota kecil. Gunakanlah kata-kata formal, bukan bahasa "manja". Contohnya: "maaf" bukan "sorrie.."; "terima kasih" bukan "time kacih..". Satu hal lagi jangalah membuat smiling face seperti: (^_^) ; atau tertawa seperti "hihihi..." dan hal-hal lainnya lantaran kurang pantas.
Hindari bercakap melalui telefon, kalau belum betul-betul penting sekali. Hal ini dikarenakan suara wanita itu sangat lunak dan dapat menggetarkan jiwa laki-laki. Dan Allah-pun menyuruh kepada para muslimah agar mengeraskan(menegaskan) suara. Dapat dilihat pada Surah Al-Ahzab:32: "Wahai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk(berlemah lembut) dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik,"
Jika saja ayat ini ditujukan kepada Istri-istri Nabi saja, sepatutnya kita sebagai muslimah menyahut pula seruan tersebut untuk mencapai derajat yang sebanding dengan derajat wanita yang bertaqwa dan wanita yang terpilih. Hal ini jauh lebih baik bukan?

3. Tundukanlah hati. Apabila terpaksa berurusan dengan laki-laki, sepatutnya kita merasakan bulu roma kita meremang-remang karena takut kepada Allah! Takutlah, jika sekiranya lelaki itu tertarik kepada kita. Ketika berhadapan dengan laki-laki tersebut, banyaklah ber-istighfar dan berdoa seperti: "Yaa Allah, janganlah Engkau menjadikan lelaki ini tertarik kepadaku. Peliharalah pandangannya dari pandangan yang khianat."

4. menundukkan pandangan. Jangan pernah terjebak dengan materi kemampuan komunikasi yang pernah dipelajari seperti: "Make eye contact wih the person you are talking to."(Melakukan kontak mata dengan orang yang Anda ajak bicara.) Terkecuali berinteraksi kepada sesama mahram. Teori mengenai "dari mata turun ke hati" itu bisa jadi benar-benar berlaku ketika kita melakukan kontak mata kepada yang bukan mahram.

Para Sahabat Rasulullah yang terdahulupun diperintahkan Allah agar memelihara pandangan mereka apa bila berurusan dengan Isteri-isteri Nabi. Coba lihat Surah Al-Ahzab:53 "... Apabila kamu meminta sesuatu dari Isteri Nabi, mintalah dari belakang tabir. Hal itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. ..." Namun, bukan berarti kita diperintahkan membawa tabir kemana kita pergi. Kalau sulit memelihara pandangan, tutuplah pandangan dengan buku atau dengan file.
Ketahuilah bahwa betapa Allah sangat mempermasalahkan masalah hati para Sahabat dan Isteri-isteri Nabi agar mereka tidak terjerumus kepada kemaksiatan. Jika kita ingin sehebat seperti mereka, maka lakukanlah apa yang mereka lakukan. Tidak perlu menunggu Allah menyebut nama kita di dalam Al-Quran baru kita melakukannya. Contoh: "wahai ........, tundukanlah pandangan." Masya Allah, sepertinya tak layak.

5. Bergegaslah dalam berurusan. Perkara ini cocok untuk murid/orang yang sudah bekerja dan terpaksa berurusan dengan kelompok laki-laki. Dan kita tidak mampu menghindari hal semacam itu, jadikan mereka hanya sebagai kelompok seregu. Jadi, kerjakanlah pekerjaan yang harus dikerjakan bersama kelompok saja. Tak perlu lah berlama-lama, menanyakan hal pribadi, tertawa-tawa, bercanda. TAK PERLU! Selesaikanlah pekerjaan itu cepat-cepat, setelah itu pergi.
Dalam keadaan berdiskusipun buatlah di tempat yang pantas dan berurusanlah secara profesional. Semoga Manfaat dan Semoga kita dikenali sebagai wanita mu'minah yang memiliki identitas, yang taat Perintah Allah dan takut terhadap hari pembalasan. Semoga hal ini tidak melalaikan diri kita dan orang yang menerimanya. jagalah Diri dan Hiasilah pribadi
Wassalamualaikum Warahmatullah

Penantianku Terhadap yang Halal Untukku..

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Entah angin apa yang membuai hari ini, membuatku begitu berani mencoretkan sesuatu untuk dirimu yang tidak pernah aku kenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untuk memperkenalkan diriku kepada siapapun. Apalagi mencurahkan sesuatu yang hanya aku khususkan buatmu sebelum tiba masanya. Kehadiran sseorang lelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-mata buatmu, itulah hati dan cintaku, membuatku tersadar dari lenaku yang panjang.

Ibu telah mendidikku semenjak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku karena Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggungjawab itu dari mereka. Jadi, kau telah wujud dalam diriku sejak dulu. Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku dari lelaki manapun karena aku tidak mau membelakangimu.

Aku menghalang diriku dari mengenali lelaki manapun karena aku tidak mau mengenal lelaki lain selainmu, apa lagi memahami mereka. Karena itulah aku sekuat ‘kodrat yang lemah ini’ membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku lebih suka berada di rumah karena rumah itu tempat yang terbaik buat sorang perempuan. Aku sering merasa tidak selamat dari diperhatikan lelaki. Bukanlah aku bersangka buruk terhadap kaummu, tetapi lebih baik aku berwaspada karena contoh banyak di depan mata.

Aku palingkan wajahku dari lelaki yang asyik memperhatikan diriku atau coba merayuku. Aku sedaya mungkin melarikan pandanganku dari lelaki ajnabi (asing) karena Sayyidah Aisyah r.a pernah berpesan, “Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki.” Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.

Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapan ALLAH kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?

Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.

Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan ? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.

Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku. Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.

Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain, dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku.

Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….

Wassalam…

Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya…cukuplah dengan itu hilan harga dirinya…di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah. PELIHARALAH DIRI DAN JAGA KESUCIAN.

Friday, February 26, 2010

Semua Atas Nama Cinta - (Catatan dari Seorang Wanita)

Ini adalah kisah yang sudah sangat melegenda:
  • Tentang Julius Caesar, kaisar Romawi yang rela kehilangan kehormatan, kesetiaan dan bahkan negaranya demi si Ratu Penggoda:Cleopatra. Semua dia lakukan (kata ahli sejarah)...atas nama cinta
  • Ini kisah tentang pemuda bernama Romeo, demi seorang wanita, rela kehilangan keluarga, dan tentu saja nyawa... tetap saja:atas nama cinta -

Satu lagi, seorang janda bernama Khadijah, yang rela mengorbankan segalanya demi membela pemuda bernama Muhammad, yang dia yakini membawa risalah Tuhannya.

Ini juga :atas nama cinta kata Jalaluddin Rumi: cinta akan membuat yang pahit menjadi manis dan dengan cinta tembaga menjadi emas dengan cinta yang keruh menjadi jernih. Dengan cinta sakit menjadi obat, dengan cinta yang mati akan menjadi hidup, dan cintalah yang menjadikan seorang raja menjadi hamba sahaya dari pengetahuanlah cinta seperti tumbuh.

Afwan, aku bukan pujangga yang hendak membahas tentang cinta. Aku juga tidak sedang mencampuri urusan orang lain (Aku hanya ingin memposisikan diri sebagai seorang saudara.. yang wajib hukumnya untuk mengingatkan saudaranya yang mungkin...salah langkah.

Bila aku salah, atau artikel ini tak berkenan, mohon maaf. Itu saatnya aku untuk dikritisi. Aku ingin bicara atas nama wanita, terlebih akhwat (kalau boleh sih) tolong untuk para ikhwan (atau yang merasa sebagai muslim).

Wanita adalah makhluk yang sempit akal dan mudah terbawa emosi. Terlepas bahwa aku tidak suka pernyataan tersebut, tetapi itulah fakta. Sangat mudah membuat wanita bermimpi.

Tolong, berhentilah memberi angan-angan kepada kami. Mungkin kami akan melengos kalau disapa. Atau membuang muka kalau dipuji. Namun, jujur saja, ada perasaan bangga. Bukan suka pada antum (mungkin) namun suka karena diperhatikan "lebih".

Diantara kami, ada golongan Maryam yang pandai menjaga diri. Tetapi tidak semua kami mempunyai hati suci. Jangan antum tawarkan sebuah ikatan bernama ta'aruf bila antum benar-benar belum siap akan konsekuensinya. Sebuah ikatan ilegal yang bisa jadi berumur tak cuma dalam hitungan bulan tetapi menginjak usia tahun, tanpa kepastian kapan akan dilegalkan.

Tolong, pahami arti cinta seperti pemahaman Umar Al Faruq: seperti induk kuda yang melangkah hati-hati karena takut menginjak anaknya (afwan, bener ini ya riwayatnya?). Bukan mengajak kami ke bibir neraka. Dengan SMS-SMS mesra, telepon sayang, hadiah-hadiah ungkapan cinta dan kunjungan pemantapan yang dibungkus sebuah label: ta'aruf.

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri. Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik. Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu! Jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu! Jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu! Jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu! Jangan ajak hati kami berzina dengan ber-dua-an denganmu! Ada beda persahabatan sebagai saudara, dengan hati yang sudah terjangkiti virus. Beda itu bernama "rasa" dan "pemaknaan"

Bukan, bukan seperti itu yang dicontohkan Rasulullah! Antum memang bukan Mush'ab. Antum juga tak sekualitas Yusuf as. Tetapi antum bukan Arjuna dan tak perlu berlagak seperti Casanova karena Islam sudah punya jalan keluar yang indah. Segeralah menikah atau jauhi wanita dengan puasa!