“Mas lihat pohon Jambu yang kemarin Mas pangkas ujungnya ini……” Kata Ki Pandu sambil menunjukan pohon Jambu didepan Masjid.
Dengan segera Saya memperhatikan pohon yang dimaksud.
“Ada apa dengan pohon Jambu ini ki….?” Tanya Saya sejurus kemudian.
“Mas perhatikan daun-daun pohon Jambu ini, ini adalah dedaunan baru setelah Mas pangkas ujungnya beberapa waktu lalu……” Kata Ki Pandu lagi
“Iya Ki, dedaunan ini tumbuh lagi, dan justru sekarang nampak lebih rimbun dan sehat…..” Kata Saya sambil memperhatikan daun muda yang tampak tumbuh subur diantara dahan-dahan yang juga nampak bermunculan diantara batang pohon Jambu.
“Mas melihat ‘sesuatu’ dari tumbuhnya dedaunan dan dahan baru ini….?” Tanya Ki Pandu.
Saya diam sejenak….”Apa ya ki…?” Katanya Kemudian.
“Dalam kehidupan, kita sering kali mengalami berbagai hambatan, rintangan, atau bahkan tidak jarang kita bertemu dengan mereka yang ‘memotong’ jalan kita dengan berbagai alas an…….” Kata Ki Pandu.
“Lalu ki…?” Tanya Saya lagi.
“Lalu ketika kita tidak siap, kita sering gagap dalam ketika jalan kita terpotong dengan tiba-tiba, tidak demikian halnya dengan mereka yang siap menghadapinya….” Kata Ki Pandu.
“Ana masih belum paham benar ki…..” Kata Saya lagi.
“Begini Mas, secara fitrah setiap kita ingin hidup, tumbuh dan berkembang setinggi dan sebesar mungkin, hanya kadang keinginan kita itu terbentur pada suatu hal, sehingga kita tidak bisa mencapainya, misalnya seorang karyawan tentu bercita-cita dapat menduduki posisi tertinggi ditempat mana ia bekerja, seperti menjadi seorang manager…..,
“Tapi tidak semua orang bisa tiba diposisi yang diinginkannya….,mungkin karena perusahaan tempatnya bekerja bangkrut atau karena hal lainya……; seperti pohon Jambu ini, secara alamiah, pohon ini akan tumbuh keatas……” Kata Ki Pandu.
Saya kembali memperhatikan pohon Jambu didepannya;
“Orang lemah, akan mengalami depresi, frustasi, stress, patah arang atau bahkan kehilangan arah ketika tujuannya tidak tercapai…., sebaliknya orang bijak dan kuat, akan seperti pohon Jambu ini, ketika pucuknya ditebang, pohon ini akan tetap tumbuh dan bahkan lebih berkembang dengan dahan-dahan baru yang bermunculan setelah ujungnya dipangkas……, orang bijak dan kuat, akan dengan secara mencari dan menemukan tempat, cara dan berbagai potensi lain yang ia miliki, untuk tetap tumbuh, berkembang dan menghasilkan…….., Mas mengerti yang Aki maksud…..? ” Kata Ki Pandu.
“Ana mengerti ki…, ketika kita tidak bisa menjadi manager ditempat kerja kita, kita bisa berdagang, berwiraswasta, berternak, bercocok tanam, bertani, dan masih banyak jalan untuk meneruskan dan merajut kehidupan kita, bukan begitu ki…” Kata Saya.
“Benar Mas, hanya kadang cara pandang kebanyakan orang terlalu sempit, hanya tertuju pada satu jalan saja, sehingga mereka tidak dapat melihat berbagai jalan dan pintu yang Allah bentangkan didepannya…..” Kata Ki Pandu lagi, sambil mengajak Saya menuju serambi masjid lagi.
“Seperti Masjid ini Mas, masjid ini memiliki banyak pintu, ada dipintu depan, pintu samping kiri dan samping kanan….., kita bisa memilih dari pintu mana kita masuk dan keluar, kita tidak perlu memaksa masuk atau keluar dari pintu yang terkunci…, karena kalaupun kita paksakan masuk atau keluar dari pintu yang terkunci, tenaga dan waktu yang kita perlukan untuk membuka pintu itu jauh lebih banyak daripada kita memilih pintu kiri atau kanan yang tidak terkunci…….” Kata Ki Pandu.
“Seperti pepatah mengatakan ‘banyak jalan menuju roma’ ya ki……” Kata Saya.
“Ya Mas, banyak jalan menuju roma, banyak jalan untuk menuju kebahagian, banyak jalan untuk menjemput rezeki Allah, banyak jalan menyongsong masa depan yang lebih baik, banyak jalan menuju puncak keberhasilan…., syaratnya kita tidak boleh putus asa, tidak boleh picik, tidak boleh berkecil hati, dan satu lagi,kita harus memiliki ‘akar’ yang kuat…..” Kata Ki Pandu.
“Kita harus memiliki akar yang kuat ki….?” Tanya Saya.
“Benar Mas, pohon Jambu tadi, bisa tetap bertahan hidup, tumbuh, berkembang dan bahkan memiliki lebih banyak dahan dan ranting setelah ujungnya ditebang adalah karena pohon Jambu itu masih memiliki akar, pohon Jambu itu, niscaya akan mati dengan segera setelah ditebang, jika pohon itu tidak memiliki akar yang kuat….., dan akar yang kuat bagi kita sebagai manuasia adalah akidah yang kokoh, keyakinan yang kuat, keimanan yang teguh kepada Allah swt, kita harus beriman sepenuhnya bahwa apa yang telah, tengah dan akan terjadi pada kita, semuanya telah tertulis dalam kitab Allah….., kitapun mesti mengimani bahwa Allah tidak akan memberikan ujian yang melebihi kapasitas kemampuan kita, kita pun harus meyakini bahwa dibalik setiap kesulitan pasti ada kemudahan…., keyakinan dan keimanan yang kokoh itulah yang akan mampu menopang kita untuk tetap bertahan hidup, tumbuh dan berkembang, meskipun kita menghadapi berbagai rintangan dan cobaan…….” Kata Ki Pandu lagi.
Saya manggut-manggut menyimak petuah Ki Pandu;
“Mas lihat gunung Merapi itu….” Kata Ki Pandu sambil menunjuk kearah gunung Merapi yang nampak tinggi menjulang dikejauhan.
Saya segera mengarahkan pandangannya kearah yang ditunjuk gurunya;
“Gunung itu nampak sangat tinggi dari sini, dan kalau kita hanya membayangkan ketinggiannya saja, niscaya kita akan takut…., tapi ketika kita kesana untuk mendakinya, niscaya kesulitan yang kita hadapi, jauh lebih ringan dari ketakutan yang kita bayangkan….., dan satu lagi, setinggi apapun gunung, pasti dibaliknya ada turunan yang melandai……..” papar Ki Pandu.
“Iya Ki……, kadang kita takut dengan bayang-bayang terlebih dahulu, sebelum kita tahu dan menjalani kondisi yang sebenarnya……..” Kata Saya.
“Ketakutan dan kecemasan memang bagian dari kita Mas, dan sebaik-baik cara untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan itu, kita harus melihat dan menjalaninya dengan penuh keyakinan, dengan penuh kesabaran, dengan penuh kepasrahan kepada Allah swt…….” Kata Ki Pandu lagi.
“Iya ki….., ana mengerti…..” Kata Saya sambil kembali memperhatikan pohon Jambu didepan masjid, yang mengajarinya untuk tidak berputus asa ketika satu jalan tertutup, Saya kemudian memalingkan pandangannya pada pintu-pintu masjid yang banyak, yang mengajarinya untuk dapat memilih jalan dan pintu mana yang lebih maslahat, serta menatap gunung dikejauhan yang mengajarinya untuk tidak takut dengan ‘ketinggian’ dan rintangan….;
“Subhanallah betapa banyak ayat_Mu yang selama ini hamba abaikan ya Allah….” SAYA berkata dalam hati.
Wassalam
No comments:
Post a Comment